Showing posts with label IPa Fisika. Show all posts
Showing posts with label IPa Fisika. Show all posts

Alat Ukur Listrik


Alat Ukur Listrik


1.  Amperemeter
Amperemeter adalah alat ukur kuat arus listrik. Untuk nilai arus listrik yang lebih kecil biasa digunakan miliamperemeter, mikroamperemeter, atau bahkan galvanometer sesuai dengan batas ketelitian yang diinginkan. Pemasangan amperemeter dalam rangkaian listrik diserikan dengan rangkaian yang sedang diukur arus listriknya.


©     Bagian – bagian Amperemeter

1.     Terminal positif (+) dan negatif (-)
2.     Skala tinggi dan rendah
3.     Batas ukur

©     Prinsip Kerja Amperemeter : 

Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz yang menggerakan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan Prinsip Gaya Lorentz F = B.I. L. 
©     Fungsi Amperemeter :
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
         Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambhan dengan hambatan shunt.
        Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula simpangannya.


2.  Voltmeter

 Voltmeter adalah alat ukur beda potensial (tegangan listrik). Untuk nilai tegangan yang lebih kecil kita juga biasa menggunakan milivoltmeter, mikrovoltmeter, nanovoltmeter, sesuai dengan batas ketelitian yang diinginkan. Cara menggunakan voltmeter dipasang paralel dengan alat yang beda potensialnya yang akan diukur.



©     Bagian – bagian Voltmeter : 

1.     Terminal positif (+) dan negatif (-)
2.     Skala tinggi dan rendah
3.     Batas ukur



©     Prinsip Kerja Voltmeter :

Prinsip Kerja Voltmeter hampir sama dengan Amperemeter karena desainnya juga terdiri dari galvanometer dan hambatan seri atau multiplier. Galvanometer menggunakan prinsip hukum Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya magnetic. Gaya magnetik inilah yang menggerakan jarum penunjuk sehingga menyimpang saat dilewati oleh arus yang melewati kumparan.
Makin besar kuat arus akan makin besar penyimpangannya.

©     Fungsi Voltmeter :

Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.

Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi.


3.  Ohm-meter  

Ohm-meter adalah alat untuk mengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.

©     Bagian – bagian Ohm-meter :


1.  Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi   untuk   mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol.
3. Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan  batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi
pengukuran, yaitu :
®  Posisi W (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan K W
®  Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
®  Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur :10; 50; 250; 500; dan 1000.
®  Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.
Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya belum tentu sama.
4. Lubang kutub + (V A W Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub +  yang berwarna merah.
5.Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.
6.Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas DC  atau AC.
7.Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen-komponen multimeter.
8.Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk  besaran yang diukur.
9. Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter

©     Prinsip Kerja Ohm-meter :

Pada dasarnya prinsip kerja dari ohm-meter adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkaian, dan ohm menemukan sebuah persamaan yang simple, menjelaskan bagaimana hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan yang saling berhubungan. 
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.
          Menurut tripel( 1996: 134)” Pada Ohmmeter prinsipnya adalah benda dialiri listrik dan diukur tahanan listriknya. Sedangkan pada Ampermeter, yang mengukur besar kuat arus, tidak diperlukan sumber arus listrik karena sumbernya adalah benda yang diukur tersebut.”

©     Fungsi Ohm-meter :

Fungsi ohm-meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang kemudian dikalibrasi ke satuan ohm. 
pada umumnya ohmmeter tidak berdiri sendiri. Amperemeter untuk mengukur ampere (kuat arus listrik), voltmeter untuk mengukur volt (besar tegangan listrik) dan ohm meter untuk mengukur ohm (hambatan listrik) menggabungkan fungsi mejadi satu kesatuan yang disebut Avometer (ampere volt meter) atau disebut juga Multimeter. 


4. Multimeter Analog/Digital

Multimeter adalah alat untuk mngukur listrik tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amper).
Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun DC.

©     Bagian – bagian Multimeter : 

1.     Sekrup pengatur kedudukan jarum   penunjuk (ZeroAdjust Screw)
2.      Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob)
3.     Saklar pemilih (Range Selector Switch)
4.     Posisi ACV (Volt AC)
5.     Posisi DCV (Volt DC)
6.     Posisi DCmA (miliampere DC)
7.     Lubang kutub – (Common Terminal)
8.     Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch)
9.     Kotak meter (Meter Cover)
10.                        Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer)
11.                        Skala (Scale)
 
©     Prinsip Kerja Multimeter :

·         Di dalam AVO meter terdapat kumparan tembaga yang di letakkan di antara dua kutub magnet yaitu N dan S seperti pada gambar 4 di atas.
·         Dalam kumparan tersebut terdapat jarum penunjuk atau jarum meter yang akan beegerak menunjukkan skala tertentu apabila dua ujung kumparan tersebut dialiri arus listrik.

©     Fungsi Multimeter :

Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan O(ohm).



Pengertian Bunyi

Pengertian Bunyi

 
Bunyi adalah hasil getaran suatu benda. Kekuatan bunyi ditentukan oleh amplitudo dan jarak sumber bunyi dengan pendengar. Tinggi rendahnya frekuensi menentukan tinggi rendahnya nada bunyi. Kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudonya.

      Syarat terjadinya  bunyi :
a) Adanya sumber bunyi (benda yang bergetar)
b) Adanya zat perantara (padat, cair, gas) 
c) Adanya alat pendengar
         
    Faktor yang memengaruhi bunyi :
1. Frekuensi Bunyi
          Frekuensi bunyi menentukan tinggi rendahnya bunyi. Berdasarkan frekuensinya, bunyi dikelompokkan menjadi:
a. Bunyi audio (audiosonik), yaitu bunyi yang frekuensinya antara 20Hz sampai 20.000Hz. Frekuensi ini merupakan daerah pendengaran manusia.
b. Bunyi infrasonic, yaitu bunyi yang frekuensinya kurang dari 20Hz. Beberapa hewan (jangkrik dan anjing) dapat mendengarkan suara ini.
c. Bunyi ultrasonic, yaitu bunyi yang frekuensinya lebih dari 20.000Hz. Ada hewan yang dapat mendengarkan bunyi ultrasonic, seperti lumba-lumba dan kelelawar.. Frekuensi ini merupakan daerah pendengaran manusia.
2. Intensitas dan kuat bunyi
          Intensitas suatu gelombang bunyi bergantung pada besarnya energi dalam setiap gelombang. Energi ini menentukan amplitude gelombang tersebut. Intensitas suatu gelombang bunyi meningkat, maka amplitudonya meningkat. Adapun kuat bunyi adalah tanggapan manusia terhadap intensitas bunyi. Semakin tinggi intensitas dan amplitudonya, semakin keras bunyi tersebut.
          Kuat bunyi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu
a. Amplitudo sumber bunyi
b. Jarak antara sumber bunyi dengan pendengar
c. Resonansi
d. Adanya dinding pemantul
          Taraf intensitaf  bunyi adalah sebuah skala untuk mengukur intensitas bunyi. Taraf intensitaf diukur dalam satu satuan desibel (dB).
3. Warna Bunyi/Timbre
          Warna bunyi/timbre adalah perbedaan bunyi antara dua bunyi yang frekuensi dan amplitudonya sama. Faktor yang menimbulkan warna bunyi adalah perbedaan jenis sumber bunyi.
         
     Pemantulan Bunyi :
1. Hukum Pemantulan Bunyi
a. Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada suatu bidang datar.
b. Besar sudut datang sama dengan sudut pantul.
2. Macam-Macam Bunyi Pantul
Berdasarkan jarak antara pendengar dan pemantul, dibedakan menjadi 3 macam  :
a. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi aslinya
          Terjadi jika jarak antara pendengar dan bidang pemantul sangat dekat. Karena jaraknya sangat dekat, bunyi asli terdengar bersamaan dengan bunyi pantul
b. Gaung atau kerdam
Gaung atau kerdam adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi aslinya tetapi bunyi asli belum berhenti. Hal ini terjadi jika jarak sumber bunyi dengan bidang pantulnya agak jauh, sehingga bunyi pantul yang dihasilkan akan menggangu bunyi aslinya.
c. Gema
Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi aslinya berhenti. Hal ini terjadi jika jarak antara sumber bunyi, jauh, dengan sumber pantulnya.
3. Manfaat Pemantulan Bunyi
a. Untuk mengukur ketebalan plat logam.
b. Untuk melakukan survei geofisika antara lain sebagai berikut :
          1) Mendeteksi, mentukan lokasi, dan mengklasifikasikan gangguan dibumi   atau untuk menginformasikan gangguan dibumi.
        2) Untuk mendeteksi lapisan batuan yang mengandung endapan minyak.
c. Untuk menentukan cepat rambat bunyi diudara.
d. Untuk mendeteksi cacat atau retak pada logam
e. Pada kapal penangkap ikan digunakan untuk menentukan lokasi yang    banyak ikannya.
f. Pada kapal selam, ikan lumba-lumba, dan kelelawar digunakan untuk melihat kedepan.
g. Untuk mengukur kedalaman laut atau goa.

     Pada kapal dipasang alat yang dapat memancarkan dan menerima pulsa ultrasonik, yang disebut fathormeter. Ketika pulsa mengenai dasar laut, pulsa akan dipantulkan kembali kea lat pemerima (fathometer). Semakin besar selang waktu antara pengiriman pulsa dengan penerimaan pulsa, berarti laut semakin dalam. Untuk menentukan kedalam laut (s) jika diketahui cepat rambat bunyi (v) dan selang waktu (t) penerimaan pulsa adalah : 
          h. Untuk bidang kedokteran
Ultrasonik juga bermanfaat dalam kedokteran misalnya, pada    pemeriksaan USG (ultrasonografi). USG digunakan oleh dokter untuk memeriksa bayi yang ada di dalam kandungan.

§     Bunyi Sebagai Gelombang Longitudinal
         
Benda yang dipukul akan bergetar. Getaran benda tersebut akan merambat sampai ke telinga manusia sehingga manusia dapat mendengar bunyi benda yang dipukul tersebut.

Gelombang bunyi memiliki rapatan dan renggangan yang mirip dengan gelombang bunyi di udara, yaitu rapatan dan renggangan molekul-molekul udara saat ada benda yang bergetar. Rapatan dan renggangan molekul-molekul udara ini akan merambat ke telinga kita sehingga kita dapat mendengar.
         
Gelombang yang dalam rambatannya membentuk rapatan dan renggangan disebut gelombang longitudinal. Jadi, gelombang bunyi termasuk gelombang longitudinal.

§     Medium Bunyi
          Bunyi dapat didengar setelah melalui zat perantara (media). Tanpa adanya zat perantara, bunyi tidak dapat didengar. Jadi, bunyi merambat memerlukan zat perantara dan tidak dapat merambat di ruang hampa.
          Sebuah jam beker dimasukkan kedalam penyungkup. Bunyi detakkannya masih terdengar dengan jelas. Akan tetapi, setelah udara dalam penyungkup dipompa keluar, sedikit demi sedikit bunyi detak jam beker tidak terdengar lagi. Hal ini membuktikan bahwa bunyi tidak dapat merambat di ruang hampa.
          Syarat terjadinya bunyi:
                   a. Ada sumber bunyi.
b. Ada zat perantara (medium) dapat berupa zat padat,zat cair, maupun gas.
c. Ada pendengar.

ª Bagaimanakah Bunyi dapat terdengar ?

Bagaimana bunyi dapat didengar ? dari pembahasan di atas sumber bunyi ditimbulkan oleh
benda-benda yang bergetar. Sehingga syarat terjadinya bunyi adalah adanya benda yang
bergetar. Astronaut yang berada di bulan apakah bisa bercakap-cakap langsung dengan temannya
? tentunya percakapannya dilakukan dengan menggunakan bahasa isyarat. Karena mereka tidak 
bisa mendengar. Hal itu disebabkan di bulan hanya udara (tidak ada medium perantara).
Sehingga kita dapat mendengar bunyi jika ada medium yang dapat merambatkan bunyi.
Masih ada satu syarat lagi agar bunyi dapat didengar, yaitu ada pendengar atau penerima.
Dengan demikian syarat terjadi dan terdengarnya bunyi adalah :
a)Ada sumber bunyi (benda yang bergetar)
b)Ada medium yang merambatkan bunyi
c)Ada penerima (pendengar)

ª        Kecepatan Merambat Bunyi

Coba kamu amati ketika terjadi hujan badai. Bersamaankah terjadinya kilat dan guntur ? tentu
tidak. Mengapa ?
Sebenarnya kilat dan guntur terjadi dalam selang waktu bersamaan, namun mengapa kita dapat
melihat kilat lebih dahulu, lalu baru mendengar guntur ?
Kilat adalah gelombang cahaya, sedangkan guntur adalah gelombang bunyi. Kecepatan
merambatnya tidak sama. Cahaya menrambat lebih cepat daripada bunyi. Oleh karena itu kamu
akan menyaksikan kilat terjadinya lebih dahulu, kemudian disusul bunyi guntur.
Semakin jauh pusat terjadinya kilat, semakin lama selang waktu antara kilat dan guntur. Jelaslah
bahwa bunyi memerlukan waktu untuk merambat melalui medium udara dari satu tempat ke
tempat lainnya. jarak yang ditempuh bunyi dalam waktu satu sekon disebut Cepat Rambat
Bunyi. Jika jarak yang ditempuh bunyi s dan waktu yang diperlukan t, cepat rambat bunyi v
dapat dirumuskan :

                          V= s/t

V= cepat rambat bunyi (m/s)
 s = Jarak tempuh bunyi (m)
 t= waktu yang diperlukan (s)

Dimana : V = cepat rambat bunyi (m/s)
T = Periode (s)
λ = Panjang gelombang (m)
f= frekuensi gelombang (Hz)

Faktor – faktor yang mempengaruhi cepat rambatnya bunyi :
v Suhu
v Kekerasan
v Massa


Jenis-jenis bunyi antara lain sebagai berikut :
 Bunyi infrasonik: yaitu bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz, dan dapat didengar oleh anjing, jangkrik, angsa, dan kuda.
  • Bunyi audiosonik, yaitu bunyi yang frekuensinya berada antra 20 Hz-20.000 Hz dan dapat didengar manusia.
  • Bunyi untrasonik, yaitu bunyi yang frekuensinya lebih dari 20.000 Hz, dapat didengar oleh kelelawar dan lumba-lumba.
  • Nada, yaitu bunyi yang frekuensinya beraturan.
  • Desah, yaitu bunyi yang frekuensinya tidak teratur.
  • Gaung atau kerdam, yaitu bunyi pantul yang sebagian datang bersamaan dengan bunyi asli, sehingga menggangu bunyi asli.
  • Gema yaitu, bunyi pantul yang datang setelah bunyi asli, sehingga memperkuat bunyi asli.

Contoh soal :

1.Pada suatu saat terlihat kilat dan 20 sekon kemudian baru terdengar gunturnya. Jika cepat
rambat bunyi di udara adalah 340 m/s. berapa jarak asal suara dengan pengamat ?
Diketahui :V=340 m/s
                 t=20 sekon
Ditanyakan :S= …….?
Jawab S  =V . t
               = 340 m/s . 20 s
               = 6.800 m
            S= 6,8 km


Cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh jenis medium perambatannya. Medium udara, air, zat
padat dan suhu akan menghasilkan cepat rambat bunyi yang berbeda-beda.
Semakin padat suatu medium makin rapat pula partikel dalam medium dan makin kuat gaya
kohesi diantara partikel medium tersebut. Sehingga suatu bagian dari medium yang bergetar 
akan menyebabkan bagian lain ikut bergetar secara cepat.
Demikian pula dengan suhu suatu medium. Makin tinggi suhu suatu medium, makin cepat
getaran partikel-partikel dalam medium tersebut, sehingga proses perpindahan getaran semakin
cepat.

         
Resonansi

Tahukah kamu mengapa kentongan (kayu berongga) menghasilkan bunyi yang lebih nyaring
(keras) daripada kayu yang tidak berongga ketika dipukul? Bunyi yang dihasilkan akan lebih
keras lagi jika volume rongga diperbesar. Gejala seperti ini juga terjadi pada alat-alat musik 
seperti gitar, seruling, dan gendang. Mengapa gejala seperti itu terjadi?
Pada pembahasan tentang gelombang telah diketahui bahwa bunyi merupakan getaran yang
merambat dalam bentuk gelombang longitudinal. Getaran tersebut mempengaruhi medium di
sekitarnya. Artinya medium yang dilalui bunyi ikut bergetar. Salah satu akibat pengaruh getaran
terhadap medium di sekitarnya (udara) adalah timbulnya bunyi yang semakin keras. Gejala
seperti ini dinamakan resonansi.


Kerugian akibar Resonansi 


Resonansi sangat menguntungkan karena dapat memperkuat bunyi aslinya. Dengan demikian,
alat-alat musik dapat dibuat dengan memanfaatkan efek resonansi. Namun, di balik itu dapat
terjadi beberapa kerugian, antara lain sebagai berikut:

1.Bunyi ledakan bom dapat memecahkan kaca walaupun kaca tidak terkena langsung pecahan
   bom.
2.Amplitudo resonansi yang besar yang dihasilkan dari sumber getar, misalnya getaran mesin
   pabrik dan kereta api, dapat meruntuhkan bangunan.
3.Sepasukan prajurit tidak boleh melintasi jembatan dengan cara berbaris dengan langkah yang
   bersamaan sebab amplitudo resonansi yang ditimbulkannya menjadi bertambah besar
   sehingga dapat meruntuhkan jembatan.
   Salah satu contoh kerugian akibat resonansi adalah kejadian yang menimpa jembatan gantung
   Selat Tacoma di Washington, Amerika Serikat. Pada tanggal 1 Juli 1940 hanya empat bulan
   setelah peresmian, jembatan itu ditiup angin sehingga menimbulkan getaran. Karena getaran
   menimbulkan resonansi pada jembatan, akhirnya jembatan bergoyang dan patah.



MANFAAT BUNYI PANTUL


a. mengukur kedalaman laut 
b. Mengukur panjang lorong goa 

Gaung dan gema

Apabila kita sedang berada di dalam gedung yang cukup luas sambil berteriak, sering suara kita
diulang. Pernahkah kamu mendengarkan suara pengulangan seperti itu? Siapakah yang
menirukan suara itu? Hal itu terjadi karena pada saat suaramu membentur dinding, maka suara
tersebut akan dipantulkan menuju telingamu kembali.
Pemantulan bunyi semacam itu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gaung dan gema. Bagaimana
cara membedakannya?

a.Gaung

Jika kita mengucapkan suatu kata dengan keras dalam suatu ruangan gedung yang luas (aula),
kita akan mendengarkan kata tersebut kurang jelas terdengar. Hal ini disebabkan sebagian bunyi
pantul terdengar bersamaan dengan bunyi asli. Bunyi seperti inilah yang disebut gaung atau
kerdam.
Misalkan kita mengucapkan kata “matahari.”
Bunyi asli : Ma- ta- ha - ri
Bunyi pantul: Ma-ta- ha- ri
Terdengar : Ma-ri
Suku kata yang jelas kita dengar adalah suku kata pertama (ma) dan suku kata terakhir (ri),
sedangkan suku kata di antaranya terdengar kabur.
Bagaimana cara menghindari terjadinya gaung? Untuk menghindari terjadinya gaung, pada
dinding ruangan yang besar harus dilengkapi peredam suara. Peredam suara terbuat dari bahan 

karet busa, karton tebal, karpet, dan bahan-bahan lain yang bersifat lunak. Biasanya bahan-bahan
tersebut sering kita jumpai di gedung bioskop, studio TV atau radio, aula, studio rekaman, dsb