PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia Belanda. Pada tanggal 29 Septemaber 1945 tentara Inggris atas nama Sekutu mendarat di Jakarta . Mereka tergabung dalam Allied Forces Nederlanda East-Idies (AFNEI), di bawa pimpinan Sir Philip Christison. Adapun tugas (tujuannya) adalah :

-         Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang
-          Mengumpulkan, melucuti dan memulangkan tentara Jepang
-         Melindungi dan membebaskan tawanan serta interniran bangsa Eropa (Sekutu)
-         Menghimpun informasi tentang kejahatan perang dan membawa ke pengadilan
-          Menjaga keamanan dan mempertahankan kondisi damai untuk diserahkan ke pengadilan sipil

Kedatangan AFNEI ternyata diboncengi orang-orang Belanda yang tergabung dalam Netherlans Indies Civil Administration (NICA) .Meraka dengan terang-terangan ingin menegakkan kembali kekuasaan Hindia Belanda   akibanya terjadilah konflik yang memunculkan peristiwa-peristiwa perjuangan bersenjata maupun secara diplomasi dalam upaya mempertahan kemerdekaan indonesia.


  A.  Perjuangan  Bersenjata
1 .Pertempuran Surabaya (10 November 1945)
    Merupakan pertempuran antara arek-arek Surabaya melawan 
    Sekutu ( AFNEI) 
2. Pertempuran (Palangan) Ambarawa (21 November 1945)
    Merupakan pertempuran rakyat dan TKR melawan Sekutu
3. Pertempuran Medan Area (10 Desember 1945)
   Merupakan pertempuran antara para Medan melawan Sekutu
   dan NICA
4. Peristiwa Bandung Lautan Api (23 Maret 1946)
Merupakan peristiwa pembumi hanguskan Bandung Selatan oleh TRI
5. Pertempuran (Puputan) Margarana (18 November 1946)
Merupakan pertempuran “habis-habisan” (puputan) antara rakyat Bali melawan Belanda
6. Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang (1 Januari 1947)
Merupakan pemuda rakyat Palembang melawan Sekutu – NICA
7. Serangan Umum 1 Maret 1949
Peristiwa ini merupakan dari peristiwa Agresi Militer Belanda II sekalipun membantah mitos Belanda bahwa RI (TNI) idak memiliki kemampuan menghadapi Belanda.

  B.   Perjuangan Diplomasi
1.    Perundingan Linggarjati (10-15 November 1946)
Perundingan ini dipimpin oleh Lord Killearn (Inggris), delegasi Indonesia dipimpin Syahlir, sedangkan delegasi Belanda dipimpin Prof. Schermerhorn.
Hasil Pokok:
-         Belanda megakui secara de facto Republik Indonesia
          Dengan wilayah kekuasaan meliputi Sumatera, Jawa  dan
           Madura
-         Republik Indonesia dan Belanda akan bekerjasama membentuk NIS, dimana RI menjadi salah satu Negara bagiannya.

2.    Perudingan Renville (8 Desember 1947)
-         Terselenggara berkat “ jasa baik’ KTN ( Amerika Serikat,Belgia,Australia) di Kapal USS Renville
-         Delegasi RI dipimpin Mr. Amir Syaifuddin,sedangkan Belanda Abdul kadir wijoatmoko
-         Hasil pokok:
o   Republik Indonesia harus mengakui daerah-daerah yang diduduki Belanda dalam Agresi Militer II sebagai kekuasaan Belanda
o    Semua pasukan RI harus ditarik dari wilayah yang diduduki Belanda dan kembali ke wilayah sendiri (RI)

3.    Persetujuan Roem-Royen (17 April - 7 Mei 1949)
Perundingan ini diprakarsai oleh “ United Nations Commision for Indonesia “(UNCI) dengan hasil pokok:
Delegasi RI dipimpin oleh Mr. Moh.Roem, Belanda Dr.Van Royen

Pihak Republik Indonesia
Pihak Belanda

-         Bersedia menghentikan perang gerilya
-         Bersedia bekerjasama dalam mengembalikan dan menjaga
            Keamanan
-         Bersedia turut serta dalam KMB di Den Haag, Belanda.


-         Menyetujui kembalinya pemerintah RI ke Jogyakarta
-         Menjamin Penghentian gerakan militer
-         Berusaha menyelenggarakan KMB setelah pemerintah RI kembali ke Jogyakarta .




         
4.    Konferensi Inter (Antar) Indonesia (19-22Juli dan 31 Juli-2 Agustus 1949)
Konferensi ini diselenggarakan dalam dua tahap:
-Tahap I berlangsung di Jogyakarta ;tanggal 19-22 juli 1949
-Tahap II berlangsung di Jakarta ;tanggal 31 Juli-2 Agustus 1949
          Tujuan untuk menyamakan langka dalam menghadapi Belanda di
          KMB.

5.    Konferensi Meja Bundar (23 Agustus-2November 1949)
Ini merupakan konferensi antara RI –Belanda – BFO yang berlangsung di Den Haag ,Delegasi Indonesia dipimpin oleh Drs Moh Hatta , Belanda; Van Maarseveen BFO :Sultan Hamid Ii, sedangkan pihak UNCI diwakili Chrichley.
Hasil pokok:
o   Belanda mengakui pengakuan kedaulatan RIS tanpa syarat,paling Lambat akhir 1949
o   Masalah Irian Barat akan diselesaikan 1 tahun setelah penandatanganan KMB
o   RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dikepalai Ratu Belanda
o   KNIL akan dibubarkan dan tentara Belanda akan dipulangkan


  C.  Peran Dunia Internasional
1.    Peran PBB
Peran PBB sebagai badan dunia. Khususnya melalui Dewan Keamanan terhadap masalah konflik Indonesia – Belanda adalah sangat penting, diantaranya :
·       Membentuk Committee of Good Offices (Komisi Jasa-jasa Baik) yang kemudian dikenal dengan nama ‘Komisi Tiga Negara’ (KTN): Australia,Belgia dan Amerika Serikat. Dalam perkembangan KTN diubah namanya menjadi United Nations Commission for Indonesia (UNCI)
·       Mengeluarkan resolusi ( keputusan atau tuntutan yang di tentukan melalui musyawarah).
·       Membentuk ‘Komisi Konsuler’,yang anggotanya terdiri dari para konsul jendral Amerika (sebagai ketua),Cina Belgia,Inggris,Perancisdan Australia .Tugas komisi ini adalah mengawasi pelaksanaan gencatan senjata,yang kemudian diperkuat dengan personalia militer Amerika Serikat dan Perancis sebagai peninjau militer.

2.    Konferensi Asia di New Delhi
Ø Konferensi ini dilaksanakan pada tanggal 20-25 Januari 1949, atas prakarsa PM India, Pndit Jawaharlal Nehrul dan PM Birma, U Auang San.
Ø Negara-nagara yang hadir dalam konferensi ini a.l . Pakistan, Aghanistan, Sri Lanka, Nepal, Libanon, Siria, Irak, Mesir dan Ethiopia.

Ø Hasilnya resolusi masalah Indonesia yang disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB melaluai Wakil India di PBB, Vijaya Laksmi Pandit.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Apa pendapat anda...